Selepas Idul Fitri 1433 H, saya merasakan makna yang luar biasa. Semoga hidayah ini selalu dilimpahkan-Nya pada saya. Luar biasa karena sepanjang hidup saya, sepertinya Idul Fitri hanya seputar salam-salaman, maaf-maafan, dan lainnya. Keluarbiasaan itu adalah makna silaturahim. Begitu terasa doa mereka yang saya kunjungi.
Memang tauziah, pengajian, dan dakwah tentang pentingnya silaturahim sering sudah saya dengarkan, akan tetapi makna yang terasa baru saya rasakan. Allah berjanji kepada mereka yang menyambung tali silaturahim dengan berbagai limpahan berkah, keberuntungan, dan keselamatan. Subhanallah. (dan memang hanya Allah yang tidak pernah ingkar janji kan ?). Tidak peduli berapa biaya yang dikeluarkan. Tidak peduli waktu yang tersita. Tidak peduli tenaga yang terbuang. Itu semua seakan tak ada artinya dengan "imbalan" yang Allah berikan.
Tiada mengherankan bila di Indonesia, tradisi mudik menjadi hal yang rutin dilakukan setiap tahun. Ternyata ada keberkahan dibalik itu semua. Asalkan diniatkan untuk silaturahim menetapi perintah-Nya. Semoga saya, dan kita semua menjadi pribadi-pribadi penyambung silaturahim. Selama bisa silaturahim secara nyata (bertemu muka) maka lakukan, namun bila tidak bisa maka menggunakan media ( telepon, internet, dst) pun tidak apa-apa, sepanjang memang kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan.
No comments:
Post a Comment