Wednesday 25 May 2011

Belajar IPS Sekolah Menengah Pertama (SMP) on line

Disini saya mencoba membantu para netter yang menginginkan belajar IPS tingkat Sekolah Menengah Pertama dengan memberikan materi IPS Sekolah Menengah Pertama siap didownload. Maaf bila materi yang ada kurang komplit dalam isi, penyajian, dan penampilannya. Semoga dapat membantu.



IPS SMP Kelas 8



  1. Bab Kebutuhan Manusia (untuk lihat disini dan download disini)

  2. Bab Pelaku Ekonomi di Indonesia (untuk lihat disini dan untuk download disini)

  3. Bab Pelaku Ekonomi dan Sistem Ekonomi (untuk lihat disini dan untuk download disini)

  4. Bab Ketenagakerjaan (untuk lihat disini dan untuk download disini)

  5. Bab Pasar (untuk lihat disini dan download disini)

  6. Bab Pajak (untuk preview disini dan untuk download disini)

  7. Bab Terbentuknya Harga Pasar (untuk lihat disini dan untuk download disini)

  8. Bab Pengendalian Sosial (preview disini dan download disini)

  9. Bab Kedatangan bangsa Barat dan Kolonialisme di Indonesia (untuk lihat disini dan untuk download disini)

  10. Bab Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Pendudukan Jepang (preview disini dan download disini)


IPS SMP Kelas 9



  1. Bab Negara Maju dan Negara Berkembang  (lihat disini dan download disini)

  2. Bab Kawasan Asia Tenggara (lihat disini dan download disini)

  3. Bab Perubahan Sosial Budaya (lihat disini dan download disini)

  4. Bab Benua dan Samudra (lihat disini dan download disini)

  5. Bab Masyarakat dalam Modernisasi dan Globalisasi (lihat disini dan download disini)

  6. Bab Uang dan Lembaga Keuangan (lihat disini dan download disini)

  7. Bab Kerjasama Ekonomi Internasional (lihat disini dan download disini)

  8. Bab Perang Dunia II dan Pendudukan Jepang di Indonesia (lihat disini dan download disini)

  9. Bab Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (lihat disini dan download disini)

  10. Bab Peristiwa Penting Masa Demokrasi Liberal (lihat disini dan download disini)

  11. Bab Masa demokrasi Terpimpin sampai Runtuhnya Orde Lama (lihat disini dan download disini)

  12. Bab Perjuangan Mengembalikan Irian Barat (lihat disini dan download disini)

  13. Bab Masa Orde Baru (lihat disini dan download disini)

  14. Bab Peran Indonesia di dunia Internasional (lihat disini dan download disini)

Thursday 12 May 2011

Lagu Dangdut dan Lagu Anak

Beberapa hari lalu saya sempat mendengarkan musik yang merakyat di TV, yaitu dangdut.  Anehnya, dari sekian banyak lagu yang diperdengarkan, sebagian besar hanyalah lagu dari jenis musik lain yang "didangdutkan", artinya "nothing new" alias tidak ada yang baru. Jikalaupun ada yang baru, bukan lagunya, tetapi penyanyi, goyangan, dan tampilannya saja. Padahal musik yang menjadi cirikhas Indonesia itu (karena tidak ada negara lain yang punya penyanyi atau lagu dangdut) pernah mengalami kejayaan dimasa lalu. Ada beberapa sebab mengapa dangdut terkesan "nothing new" (kecuali penyanyi, cara goyang, dan lainnya) yaitu :




  • tidak adanya pencipta lagu dangdut yang benar-benar produktif masa sekarang ini

  • kualitas suara penyanyi

  • ajang kompetisi yang ada tidak diikuti dengan penciptaan lagunya dan album

  • promosi lagu lewat acara-acara TV belum maksimal


Kejadian yang hampir sama juga terjadi didunia musik anak-anak.  Seingat penulis, penyanyi anak-anak  yang benar-benar penyanyi cilik, dalam arti usia, jenis lagu, dan penampilan, terakhir ada dimasa Joshua Suherman, Maissy, Chikita Meidy, dan Tina Toon. Meskipun sekarang ini banyak ajang kompetisi penyanyi anak-anak, tapi bila dicermati dari penampilan dan lagu yang ada, tidak mencerminkan usia mereka. Sebenarnya hal tersebut  kurang baik bila ditinjau dari pendidikan dan psikologis. Keadaan ini merupakan kesalahan para orang dewasa yang "memaksakan" mereka (anak-anak) menjadi dewasa sebelum waktunya. Namun herannya, mereka bangga bila anak-anak menyanyikan lagu dewasa, terus apakah menyanyikan lagu dewasa dilarang? bukan itu solusinya, tetapi alangkah baiknya bila disesuaikan dengan usia mereka. Acara yang menyangkut anak-anak pun sangat jarang yang benar-benar bermuatan anak-anak, dari segi isi, pengisi, dan medianya. Jadi bila disimpulkan mengapa sekarang ini penyanyi anak-anak kurang dalam jumlah dan kualitas akan tampak sebagai berikut :




  • tidak adanya pencipta lagu anak-anak

  • promosi lagu anak-anak yang kurang

  • pencitraan bahwa anak-anak dengan lagu dewasa lebih keren

  • media massa yang menayangkan acara anak-anak hendaknya mengutamakan kondisi psikologis anak (disesuaikan umurnya)

Monday 9 May 2011

Siapkah menjadi orang tua?

Beberapa hari terakhir ini saya dicemaskan dengan kesehatan anak saya. Perubahan cuaca yang ekstrim tetapi tidak diikuti dengan ketahanan tubuh, benar-benar membuat tubuh cepat merasakan efeknya, yaitu sakit. Bila anak sakit kecemasan muncul, maklum anak kecil belum bisa mengatakan bagian mana saja yang sakit, ditambah dengan susahnya minum obat. Kejadian yang berturut-turut saya rasakan, karena saya baru pulih dari sakit, anak sudah menyusul sakit. Memang perlu kesabaran ekstra dalam merawat. Disinilah saya merasa, Allah masih menyayangi keluarga saya, karena saya yakin ujian datang karena Dia sayang kepada kita dan akan meningkatkan derajat kita (entah dengan mengampuni dosa dan salah kita ataukah yang lainnya, itukan rahasia-Nya). Syukur terus dipanjatkan kepada-Nya, karena saya sudah dipercaya-Nya menjadi orang tua dan dipercaya untuk menjaga amanah-Nya berupa anak keturunan.


Dalam diam saya merenung, untuk menjadi orang tua itu tidak mudah, karena banyak kriteria yang (menurut saya) saya belum kuasai sepenuhnya (atau memang tidak akan bisa dikuasai sepenuhnya, hanya bisa ditingkatkan kualitasnya?) diantaranya :




  1. Sikap saya terhadap orang tua/orang yang dituakan : sudahkah menghormatinya, mendoakannya, patuh dan taat, kasih sayang, sabar dan lain sebagainya.

  2. Sikap saya terhadap yang lebih muda : menyayanginya, menjadi tauladan yang baik, membimbing, mendoakan, dan lainnya.

  3. Sikap terhadap lingkungan sosial sekitar : simpati dan empati, kepekaan sosial, menjaga kerukunan

  4. Sikap terhadap sesama mahluk ciptaan-Nya

  5. Sikap kepada Allah : kewajiban dan larangan untuk dijalankan sepenuh hati

  6. Membersihkan rejeki, hati, dan sikap dari yang buruk dan tidak halal.


Ternyata saya belum ada apa-apanya.........masih jauh dari baik. Semoga Allah terus mengampuni dosa dan menerima ibadah saya serta menjadikan diri saya dan keluarga menjadi lebih baik lagi. Amien


Manusia memang biasanya ingat pada yang menciptakannya saat dia mendapat kesusahan atau dilanda kecemasan. Ampuni ya Allah.

Tuesday 3 May 2011

Hari Pendidikan dan wajah pendidikan di Indonesia

Hari Pendidikan di Indonesia selalu diperingati pada tanggal 2 Mei. Tanggal tersebut sebenarnya merupakan tanggal kelahiran RM Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan menteri pengajaran (pendidikan) dimasa awal kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai menteri pengajaran, beliau juga merupakan pendiri Sekolah Taman Siswa di Yogyakarta, yang merupakan sekolah pribumi dan diajar oleh pribumi sendiri. Tiga semboyan Taman Siswa yang kini salah satunya dipakai sebagai lambang pendidikan di Indonesia. Tiga semboyan tersebut adalah ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Adapun maksud dari semboyan itu adalah ing ngarso sung tuladha, artinya didepan memberi tauladan/contoh. Guru hendaknya memberi contoh yang baik bagi muridnya dan lingkungan disekitarnya. Ing madya mangun karsa, ditengah-tengah membangun keinginan atau cita-cita siswa, minimal memberikan gambaran apa yang sebenarnya dikehendaki siswa sebagai impiannya kelak. Tut wuri handayani, dibelakang memberi dorongan membangun semangat para siswa untuk maju dan menggapai impian mereka, minimal agar mereka sukses dalam kehidupan dikemudian hari.


Begitu tingginya filosofi pendidikan di Indonesia, tapi apakah sesuai dengan pelaksanaannya ? ing ngarso sung tuladha, didepan memberi contoh. Contoh nyata dari sebagian besar guru adalah kehidupan yang bersahaja, "nrimo", sederhana, dan ulet. Kehidupan bersahaja nan sederhana memang bentuk sehari-hari guru, seperti yang disuarakan Iwan Fals dengan Oemar Bakrie, meskipun sudah ditepis oleh pemerintah dengan adanya program sertifikasi guru, dengan melipatgandakan gaji guru. Akan tetapi sudah pastikah program tersebut ? ataukah hanya coba-coba ? atau sebenarnya merupakan hak guru, karena sesuai janji pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru, hanya saja anggaran pemerintah belum mencukupi sehingga diperlukan program tentang sertifikasi guru ? Susah menjawabnya karena semua hanya sebatas dugaan saya saja. Kemudian ing madya mangun karsa, membangun keinginan siswa. Bentuk -bentuk kegiatan yang ada sudah banyak sekali seperti adanya ekstrakurikuler, sekolah ketrampilan khusus, dan lainnya. Namun muncul pertanyaan lanjutan, sudahkah fasilitas sekolah, kemampuan guru, dan sarana penunjang yang lain dicukupi ? Gedung sekolah banyak yang ambruk, fasilitas sekolah yang minim, biaya pendidikan yang relatif mahal, beasiswa bagi siswa pintar namun kurang mampu, beasiswa bagi guru, sistem kurikulum yang sering bergantii dan dianggap terlalu padat, peraturan pendidikan yang cenderung politis dan tidak independen, dan masih banyak lagi, merupakan pekerjaan rumah yang tidak sedikit. Dan yang terakhir adalah tut wuri handayani, dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, maka yang menjadi andalan adalah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan dan yang ada.


Pendidikan adalah kunci keberhasilan suatu bangsa menuju kemajuan. Saya yakin semua setuju untuk itu, namun sudahkah kita berbuat sesuatu untuk pendidikan itu sendiri?


Disqus Shortname

Comments system