Saturday, 9 January 2021

Purbalingga Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (3): Perlawanan Divisi Siliwangi dari Serangan Udara Belanda

Monumen Siliwangi di desa Pepedan, Karangmoncol, Purbalingga
Sumber: Koleksi Pribadi

 

Agresi Militer Belanda I yang diawali pada 21 Juli 1947 juga menjadikan Purbalingga sebagai target.  Serbuan ini kemudian diakhiri dengan perjanjian Renville yang banyak merugikan pihak RI karena adanya "garis Van Mook" yang digunakan sebagai batas demarkasi daerah "milik Belanda" dan daerah milik RI. Garis tersebut sebenarnya hanya menghubungkan posisi-posisi pasukan Belanda yang berhasil menduduki kota-kota, namun kawasan pedesaan masih dikuasai RI.  Berdasarkan perjanjian Renville itulah, Purbalingga hingga ke Jawa Barat dikuasai Belanda, sehingga semua Aparat RI baik sipil maupun militer harus keluar dari daerah pendudukan Belanda. Singkatnya terjadilah perpindahan massal. 

Divisi Siliwangi yang berada di Jawa Barat juga harus masuk ke wilayah RI. Salah satu jalur yang digunakan adalah Kertanegara-Rembang-Banjarnegara hingga terus ke Yogya dan Solo. Perlu diketahui Banjarnegara masih termasuk wilayah RI, meskipun sering mendapat serangan udara dari Belanda. 

Saturday, 2 January 2021

Purbalingga Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (2): Ketika Purbalingga memiliki Dua Bupati

Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan mengalami hambatan dan tantangan. Proklamasi 17 Agustus 1945 disusul dengan perjanjian Linggajati pada 1947 menunjukkan kemajuan diplomasi Indonesia, meskipun dalam kesepakatan hanya diakui secara "de facto" atas Jawa, Sumatra, dan Madura, serta tentang pembentukan Republik Indonesia Serikat (terdiri dari RI dan beberapa negara bagian serta daerah otonom) untuk selanjutnya membentuk Uni Indonesia Belanda. 

Kesepakatan yang terakhir kemudian menimbulkan perbedaan penafsiran antara pihak Indonesia dan Belanda. Perbedaan tersebut kemudian meruncing sehingga Belanda secara sepihak menyatakan tidak terikat lagi dengan Linggajati. Hal ini selanjutnya diteruskan dengan Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947 atau yang dikenal dengan "Clash I". 

Disqus Shortname

Comments system