Monday 22 March 2021

Purbalingga Mempertahankan Kemerdekaan (4): Batalyon Friesland-Belanda yang Menduduki Purbalingga

 Frisie merupakan sebutan bagi salah satu propinsi di Belanda. Kata ini juga masih terdapat pada salah satu merk susu pabrikan. Ya. Susu Bendera. Ketika Perang Dunia II berakhir dan status quo akan dikembalikan ketika sebelum perang dunia terjadi, maka Belanda berusaha merekrut pemuda-pemuda untuk dijadikan wajib militer dan dikirim ke Hindia Belanda (Indonesia). Salah satunya para pemuda dari Friesland.

Bendera Batalyon Friesland di Cimahi yang akan bergerak ke Jawa Tengah
Bendera Batalyon Friesland ketika masih di Cimahi dan akan bergerak ke Jawa Tengah
 Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/035eef9b-f86f-6102-27d2-95d3dddde633


Status quo ini lah yang menjadikan perdebatan antara pihak Indonesia dengan Belanda. Hal ini dapat dimengerti karena jika merunut status tersebut, sebelum Perang Dunia II maka Hindia Belanda (Indonesia) merupakan bagian dari Belanda. Kondisi ini tentu sangat tidak menguntungkan Indonesia karena selepas Jepang menyerah, Indonesia sudah berhasil memproklamirkan kemerdekaan sebelum Tentara Aliansi/Sekutu datang dan menduduki Indonesia sebagai pengganti Jepang. 
Perbedaan akan pandangan tersebut kemudian berujung pada Perjanjian Linggajati dan terus diikuti dengan Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947 hingga perseteruan yang silih berganti dengan perundingan. 

Agresi Belanda I di Purbalingga diawali dari serbuan Belanda menerobos Bandung Timur pada 21 Juli 1947 terus hingga Cirebon. Kekuatan Belanda ditahan dan dihambat oleh TNI. Ketidakseimbangan persenjataan mengakibatkan perang frontal dihindari dan upaya penghambatan intensif. Perkiraan serangan yang dari Ajibarang ternyata tidak dilakukan oleh Belanda, sehingga pasukan TNI yang berada di Ajibarang dan sekitarnya hanya menjumpai "kekuatan kecil" Belanda sebagai pancingan dan pengikat tempur. Adapun kekuatan yang lebih besar dari Bumiayu-Guci-Pulosari-Gombong di Belik-Karangreja-Bobotsari-Purbalingga-Purwokerto.

Batalyon Friesland dalam Persiapan Agresi I
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/cc7c5056-4402-1704-0e82-bd6e9c29eec8

Kekuatan Belanda mampu menduduki Purbalingga pada 31 Juli 1947 sedang Bobotsari diduduki Belanda pada 30 Juli 1947 sore. Belanda menempatkan salah satu kompi dari Batalyon Friesland. Kekuatan TNI di Purbalingga saat itu sedang bertugas di Bandung Timur, sehingga dapat dibilang kekuatan militer di Purbalingga lemah. Penghambatan dilakukan oleh CPM, Tentara Pelajar, dan Pasukan Pelajar Imam dari Bobotsari hingga Tlahab. 

Batalyon Friesland melakukan upacara hari jadinya ketika berada di Purbalingga
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/5f5b1180-c4f9-d92e-053a-887385f9359f


Upacara Hari Jadi Batalyon Friesland yang dilakukan di Purbalingga
Sumber:https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/aef9a6bc-d0b4-102d-bcf8-003048976d84


Kedatangan Komandan Brigade V Belanda untuk menjadi inspektur upacara hari jadi Batalyon Friesland. Sekanag jalan tersebut merupakan ujung Jl Piere Tendean, timur SMP 1 Purbalingga
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/50b6a1fb-ea81-5d78-e394-55c820b7960e






Bantuan didatangkan dari Cilacap dipimpin oleh Batalyon Wongsoatmodjo, namun usaha penghambatan di Blater, Kalimanah, (Pertempuran Blater) tidak dapat mengimbangi kekuatan Belanda yang sedang menuju Purwokerto. Belanda dalam konvoi dan serbuan selalu diawali dengan serangan udara terlebih dahulu dan diikuti dengan penembakan artileri. Ini dilakukan untuk pengamanan jalan. Kemudian disusul dengan kekuatan infantri. 
Bren carrier yang dibawa Batalyon Friesland. Salah satu yang ditakuti oleh pejuang
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/724f3984-0e8d-ec04-1ff1-c03c93b9846e



Selepas menduduki Purbalingga, kemudian Belanda melakukan konsolidasi dan pengamanan untuk memantapkan kedudukannya. Untuk pemerintahan sipil, Belanda melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat agar mau bekerja sama. Pendekatan dilakukan dengan berbagai jalan bahkan dengan menyandera anggota keluarga. 

Seorang tentara Batalyon Friesland di Bukateja
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/3d30d719-ebd7-dbae-aa95-25852504f69e


Grup Musik dari Batalyon Friesland saat upacara di alun-alun Purbalingga dan menjadi tontonan warga "mungkin" sebagai hiburan dan upaya menarik simpati
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/20fce1f7-f669-a38f-b581-5d548e1c730d

Konvoi Grup musik dari Batalyon Friesland di seputaran alun-alun Purbalingga, nampak tembok penjara 
Sumber: https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/fotocollectie/20fce1f7-f669-a38f-b581-5d548e1c730d


No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system