Saturday 23 May 2020

Candi Sojiwan dan Reliefnya

Candi Sojiwan merupakan candi era Mataram Kuno/Hindu yang bernafaskan Buddha. Candi yang berlokasi di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kab Klaten, Jawa Tengah, ini cukup unik. Salah satu keunikan berupa penyematan nama yaitu Sojiwan. Nama ini ditengarai berkaitan dengan isi dari Prasasti Rukam tentang sebuah sima di desa Rukam untuk Nini Haji Rakryan Sanjiwana. Nini haji diartikan sebagai nenek raja. Nenek tersebut bernama Rakryan Sanjiwana. Perkembangan waktu kata Sanjiwana berubah menjadi Sojiwan. 

Apabila dibandingkan dengan penamaan candilain, yang biasanya dihubungkan dengan lokasi berdiri, maka Candi Sojiwan langsung merujuk pada salah satu nama yang tertera pada prasasti. Apakah penamaan ini sengaja setelah penemuan dan diketahui isi prasasti atau kah nama tersebut sudah disematkan sebelum penemuan prasasti? Apabila penamaan dilakukan sebelum ditemukan dan diketahui isi prasasti, maka ingatan kolektif akan Rakaryan Sanjiwana sudah demikian hidup sejak lama, meskipun keterangan jelas tentang siapa beliau masih kabur sebelum ditemukannya prasasti.
Candi Sojiwan ini merupakan sebuah kompleks percandian dengan candi perwara dan stupa lepas yang kini sudah rusak. 


Relief Candi Sojiwan banyak menggambarkan kehidupan yang diambil dari cerita Tantri.

1. Relief Serigala dan Nandi/Sapi


Relief ini menceritakan tentang Nandi/Sapi yang bersahabat dengan raja hutan, Singa. Nandi kemudian menjadi sahabat karib Singa. Hal ini menimbulkan ketidaksukaan dari Serigala yang merupakan wakil sang raja hutan. Nandi dan Singa kemudian dihasut oleh Serigala untuk saling bertarung.

2. Relief Nandi bertarung dengan Singa

Nandi/Sapi dan Singa yang sudah terhasut oleh Serigala kemudian saling bertarung. Keduanya akhirnya mati, namun karena tidak bersalah keduanya masuk ke nirwana, adapun Serigala dan kawanannya bersuka cita atas usaha mereka dan berpesta dengan menggunakan daging Nandi, namun alangkah sialnya, mereka ternyata kemudian mati karena teracuni dan menghuni neraka.

3. Relief Kera menaiki Buaya

Kera yang berada di tepi sungai secara tiba-tiba disergap oleh buaya. Keadaan yang diujung tanduk membuat kera kemudian berpikir bahwa buaya sebaiknya memakan dirinya beserta jantung yang merupakan bagian paling enak. Namun kera berkata bahwa jantungnya tertinggal dipohon mangga seberang sungai, sehingga minta diantarkan buaya. Ternyata buaya menurut, setelah turun di seberang sungai kera segera berlari dan memanjat pohon meninggalkan buaya.

4. Relief Wanita dan Penyamun

Ada seorang wanita cantik yang menikah dengan petani tua kaya. Namun sang wanita kemudian tergoda oleh pemuda tampan yang kemudian merayunya. Akhirnya sang wanita terbawa oleh sang pemuda yang sebenarnya seorang penyamun. 

5. Relief Wanita dan Serigala

Sang wanita yang telah diperdaya oleh sang pemuda kemudian ditinggal begitu saja ditepi sebuah sungai dengan semua perhiasan telah diambil oleh sang pemuda. Diseberang sungai sang wanita melihat seekor serigala dengan menggigit daging, namun kemudian setelah melihat ikan disungai sang serigala mengejar ikan hendak menangkapnya dengan melepas daging yg digigitnya.  Sayang daging kemudian terlepas dan ikan pun tak didapat. Sang wanita menyaksikan itu dan membandingkan dengan keadaanya. Ia menyesal.

6. Relief Pendeta, Ketam, Gagak, dan Ular

Diceritakan ada seekor ketam, kepiting air tawar, yang hampir mati kepanasan karena tempat tinggalnya mengering. Disaat seperti itu melintaslah seorang pendeta. Ia merasa iba akan keadaan ketam, maka diambillah sebuah ember berisi air dan dimasukkan kedalamnya. Sang Ketam merasa berterimakasih sekali dan ingin balas budi. Ketika perjalanan sekaligus akan memindah Ketam ke tempat yang baru dan lebih baik, Sang Pendeta kelelahan dan beristirahat dibawah pohon hingga ketiduran. Saat tertidur, muncullah seekor ular dan gagak. Ular dan gagak bersepakat untuk memakan Sang Pendeta dengan cara mematikan melalui gigitan bisa. Ketam yang mendengar hal itu kemudian bersiap jika gagak dan ular mendekat ke Sang Pendeta maka akan dicekik dengan capitnya sampai mati. Benar Gagak dan Ular menjalankan aksinya, namun dengan sigap Ketam bertindak. Saat Sang Pendeta terbangun, kagetlah akan bangkai Gagak dan Ular. Ia pun segera menyadari perbuatan Ketam dan berterimakasih.

7. Relief Pedagang dan Prajurit

Kisah persahabatan antara pedagang dan prajurit.  Persahabatan keduanya kemudian diujicoba oleh bangsawan kerajaan dengan meminta bantuan keduanya karena sang bangsawan akan menghadapi hukuman raja. Ternyata sang prajuritlah yang bersedia membantu.

8. Relief Pemburu dan Serigala

Relief ini menceritakan pemburu yang sedang beristirahat dibawah pohon setelah mendapatkan buruan. Saat beristirahat kemudian tertidur sehingga tanpa disadari datang serigala untk mencuri hasil buruan dengan menyantap bagian ususnya dahulu, namun sayang yang dikira usus ternyata tali busur sehingga terlepaslah anak panah dan membunuh serigala.

9. Relief Garuda dan Kura-kura

Garuda adalah burung yang gagah perkasa dan dihormati di angkasa. Keadaan ini menimbulkan rasa sombong sehingga dia mengejek kura-kura yang berjalan lambat. Kura-kura yang merasa diejek marah dan menantang Garuda untuk balapan, namun balapan harus dilakukan didekat danau karena Kura-kura menganggap di air maka dia bisa mengalahkan Garuda. Hal ini disetujui Garuda. Pada hari yang ditentukan, Kura-kura sudah mengatur bahwa setiap titik ada teman-temannya didalam air, sehingga saat dipanggil Garuda dari atas harus menyahut, khususnya yang berada didepan Garuda. Trik ini kemudian diketahui Garuda di akhir perlombaan yang "dimenangkan" Kura-kura. Akhirnya keduanya saling menyadari kesombongan dan kelicikan masing-masing dan tidak diulangi lagi.

10. Relief Bangau Berkepala Dua


Bangau memiliki dua kepala. Kepala yang satu memakan makanan enak namun tidak mau berbagi dengan kepala yang lain dengan alasan meskipun rasanya enak melewati mulut dan tenggorokan namun kn rasa kenyangnya tetap dirasakan berdua. Kepala yang lain merasa tersinggung dan akhirnya memakan makanan beracun sehingga matilah keduanya.

11.  Relief Kambing dan Gajah


12. Relief Prajurit dan Serigala



Begitu tinggi nilai-nilai ajaran hidup yang ditorehkan oleh nenek moyang kita. Semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system