Sungai Brantas dari Masa ke Masa
(Suatu Tinjauan Geografi, Ekonomi, dan Sejarah)
Disusun oleh Dwi Hatmoko
Gambaran Umum
Sungai Brantas adalah sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur. Sungai yang berhulu dan bermuara di propinsi yang sama ini melewati beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur. Menurut data yang diperoleh dari Departemen Pekerjaan Umum didapatkan bahwa Sungai Brantas secara total memiliki panjang 12.000 km2 dengan anak sungai sebanyak 485 buah (www.pu.go.id/satminkal). Aliran Sungai Brantas melintasi 9 yaitu kabupaten Malang, Blitas, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, dan Sidoarjo, sedangkan kota ada 6 yaitu Surabaya, Batu, Mojokerto, Kediri, Blitar, dan Malang. Begitu panjang dan besarnya Sungai Brantas ternyata memberi dampak bagi masyarakat yang tinggal di Jawa Timur, khususnya di DAS Brantas. Sungai Brantas begitu berperan bagi masyarakat dari masa ke masa.
- Masa Pra Kolonial Barat
Catatan paling tua mengenai sungai Brantas adalah Prasasti Harinjing (921 M). Prasasti dimasa Mpu Sindok ini menerangkan bahwa ada perbaikan “dawuhan” yang telah dibuat dari masa sebelumnya (804 M). Prasasti Harinjing ditemukan di hulu Sungai Konto (anak Sungai Brantas). Kata “dawuhan” dapat diartikan sebagai bangunan penampungan air sebelum dilairkan ke areal persawahan (Rahardjo, 2011: 316).
Disamping memperbaiki “dawuhan” di Sungai Brantas, Mpu Sindok juga diperkirakan membangun pusat kerajaannya tidak jauh dari Sungai Brantas. Ibu kota Kerajaan Medang, kerajaan yang didirikan Mpu Sindok, yang dinamakan Kahuripan diperkirakan di sekitar Sungai Brantas, tepatnya di daerah Nganjuk, menurut tafsiran Prasasti Anjuk Ladang (http://www.edhivirgi.wordpress.com).
Pada masa raja Airlangga, perhatian terhadap Sungai Brantasjuga terus diperhatikan. Prasasti Kamalagyan (1037) yang dikeluarkan Airlangga menerangkan tentang pendirian bangunan air di Waringin Sapta. Bendungan tersebut memiliki arti penting untuk mencegah banjir yang sering ditimbulkan oleh Sungai Brantas (disebut Bengawan dalam prasasti) yang mengakibatkan sawah, desa, dan bangunan suci rusak. Para pedagang juga turut bersuka cita atas pembangunan “dawuhan” di Waringin Sapta tersebut karena mereka semakin mudah untuk pergi ke Hujung Galuh untuk bertransaksi (Susanti, 2010: 101).
Perhatian pada Sungai Brantas ternyata berlanjut di masa Singasari dan Majapahit. Pada masa Singasari pernah dilakukan Ekspedisi Pamalayu dengan membawa serta Patung Amogapasa sebagai hadiah kepada raja Melayu. Patung Amogaphasa yang berukuran besar tersebut secara tersirat dikirim dari Singasari (di Malang) ke Sumatra pasti dengan menyusuri Sungai Brantas terlebih dahulu untuk kemudian berlanjut ke laut. Disamping itu, pada masa Singasari, khususnya dimasa raja Kertanegara, beliau mendirikan arca Joko Dolog untuk menawarkan kutukan Mpu Barada tentang pembagian kerajaan Airlangga dengan Sungai Brantas sebagai batasnya.
Majapahit sebagai penerus Dinasti Rajasa dari Singasari juga tidak lepas dari Sungai Brantas. Kerajaan yang bercorak agraris – maritim tersebut begitu perhatian dengan Sungai Brantas. Hadi Sidomulyo (2007: 13) menyatakan bahwa Majapahit berada di dekat Sungai Brantas dan Kali Mas. Hal ini sesuai dengan berita Ma Huan bahwa untuk ke Majapahit dicapai melalui sungai dari Su-Lu-Mai (Surabaya) sampai ke Chang-ku (Canggu) kemudian diteruskan perjalanan darat. Sungai Brantas dijadikan sarana perdagangan dan hubungan luar negeri.
Selain daripada itu, di era Majapahit terdapat pejabat yang mengurusi perairan, yaitu air haji (penjaga mata air raja). Pejabat urusan perairan begitu penting karena Majapahit mendasarkan perekonomian pada agraris dan maritim. DAS Brantas, hulu Sungai Brantas, dan lembah Sungai Brantas adalah daerah subur (Munandar, 2011: 29-31). Hal tersebut dikuatkan dengan dikeluarkannya Prasasti Kandangan (1350 M) tentang perbaikan suatu “dawuhan”. Prasasti tersebut ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan Prasasti Harinjing (921 M) di hulu Sungai Konto (anak Sungai Brantas). Berdasarkan lokasi penemuan, agaknya “dawuhan” yang dimaksud dalam Prasasti Kandangan sama dengan “dawuhan” yang dimaksud dalam Prasasti Harinjing (921 M) yaitu berupa bangunan air (Rahardjo, 2011: 316).
- Masa Kolonial Barat
Dimasa kolonial Belanda, Sungai Brantas memegang peranan penting. Belanda berusaha meneruskan usaha masa Airlangga, berupa pembuatan kanal-kanal. Kanal tersebut diantaranya meluruskan Kali Porong yang merupakan anak Sungai Brantas. Belanda melakukan hal tersebut dengan tujuan mengurangi potensi banjir Sungai Brantas. Banjir di daerah hilir Sungai Brantas akan merusak perkebunan tebu.
Perkebunan tebu yang diusahakan Belanda berada di daerah hilir Sungai Brantas yang rawan akan banjir. Perkebunan tebu merupakan pendukung bagi produksi gula. Selain itu perlu diketahui pula bahwa setidaknya ada 60 pabrik gula di sepanjang DAS Brantas (www.walhijatim.go.id).
- Masa Kemerdekaan
Menurut data BPS 2011 yang dilansir oleh Departemen Pertanian menunjukkan bahwa kontribusi padi di Jawa Timur untuk kebutuhan pangan nasional diperkirakan mencapai 16,08 %, sementara untuk jagung mencapai 30,85 %, dan kedelai 43,11 %. Besaran produksi padi mencapai 10,53 juta ton. Produksi padi ini kurang lebih 60 % dikembangkan di wilayah yang dilalui Sungai Brantas (www.walhijatim.or.id).
Dengan demikian peran Sungai Brantas sampai masa kini begitu besar. Akan tetapi penurunan kondisi Sungai Brantas juga begitu cepat terjadi. Antaranews menyebutkan bahwa 125 ton limbah cemari Sungai Brantas. Potensi semakin rusaknya kondisi Sungai Brantas terus meningkat, sehingga perlu tindakan lebih serius dan tegas dari pihak terkait untuk mengatasinya (www.antaranews.com).
Kesimpulan
Sungai Brantas dari masa ke masa memiliki peran yang begitu besar bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Beberapa poin penting yang didapatkan, yaitu:
- Bidang pertanian
Sejak masa pra kolonial Barat sampai sekarang, Sungai Brantas berperan penting dalam irigasi pertanian dan pengendalian banjir.
- Bidang perdagangan
Sungai Brantas dipergunakan sebagai sarana hubungan dagang dari pedalaman ke dunia luar melalui pelabuhan di muaranya.
- Batas wilayah
Penempatan arca Joko Dolog oleh Kertanegara dari Singasari memusnahkan pembagian negara masa Airlangga. Penempatan arca tersebut menyiratkan dihapuskannya batas tersebut dan disatukan secara utuh.
- Pusat peradaban/kota
Sejak masa pra kolonial Barat, kota-kota banyak tumbuh di sepanjang Sungai Brantas, dari masa Mpu Sindok dan Airlangga dengan kota Kahuripan, di masa Singasari dengan kota Singasari, di masa Majapahit dengan kota Majapahit, dan masa sekarang ini dengan kabupaten dan kota yang ada.
- Pembuangan limbah
Selain poin yang bersifat positif, namun perilaku masyarakat disekitar Sungai Brantas juga menimbulkan kerugian bagi kondisi Sungai Brantas. Perilaku tersebut adalah menjadikan Sungai Brantas sebagai tempat pembuangan limbah.
Daftar Pustaka
Munandar, Agus Aris. 2011. Catuspatha Arkeologi Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
---------------------------.2013. Tak ada Kanal di Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
Rahardjo, Supratikno. 2011. Peradaban Jawa dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir. Jakarta: Komunitas Bambu.
Sidomulyo, Hadi. 2007. Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca. Jakarta-Surabaya: Wedatama Widya Sastra dan Yayasan Nadiswara Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Unessa.
Susanti, Ninie. 2010. Airlangga: Biografi Raja Pembaharu Jawa Pada Abad XI. Jakarta: Komunitas Bambu
125 ton Limbah Cemari Sungai Brantas. www.antaranews.com didownload pada 19 Januari 2014
GN-KPA 07 dan 08 Brantas. www.pu.go.id/satminkal didwonload pada 19 Januari 2014
QUO VADIS PERTANIAN DAS BRANTAS . www.walhijatim.or.id didownload pada 19 Januari 2014.
Keputusan Politik Sang Joko Dolog Sri Kertanegara Seri Analisa Prasasti Bagian I, Prasasti Wurare. http://menguaktabirsejarah.blogspot.com/2012/06/keputusan-politik-sang-joko-dolog.html didownload pada 21 Januari 2014
Beberapa kutipan sejarah. www.edhivirgi.wordpress.com didownload pada 19 Januari 2014
Kondisi Wilayah Daerah Aliran Sungai Brantas. www.bbwsbrantas.com didownload pada 19 Januari 2014
tinggalin jejak dulu...
ReplyDeletemakasih
ReplyDelete